Palagan Maguwo : Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia 1945-1949
Penulis : Drs. Dede Nasrudin dan Wawan K. Joehanda
Ukuran : 14 x 21 cm
Halaman : 332 halaman
Tahun Terbit 2020
Sebagai satu-satunya pangkalan udara di ibukota Republik Indonesia ketika itu, Pangkalan Udara Maguwo memiliki nilai yang sangat penting dan strategis, terutama dalam upaya Belanda untuk menduduki wilayah Republik Indonesia yang tersisa, setidaknya sejak Persetujuan Renville di mana wilayah Republik Indonesia yang semakin menyempit.
Pangkalan udara ini menjadi target utama sebelum militer Belanda menyerbu masuk ke dalam Kota Yogyakarta. Hal ini tampaknya sesuai dengan doktrin militer yang berkembang ketika itu, bahkan tampaknya pihak militer Belanda belajar dari strategi militer Jerman ketika melakukan serbuan kilatnya terhadap negara mereka sendiri, Blietzkrieg.
Militer Belanda tampak begitu cermat dan terencana, hanya untuk menyerang Pangkalan Udara Maguwo. Skema yang disusun mulai dari serangan pembuka, penerjunan dengan pengecohan, penerjunan pasukan para hingga pada dikuasainya pangkalan udara tersebut. Tahapan demi tahapan operasi militer dilaksanakan dengan baik.
Para kadet AURI dan Pasukan Pertahanan Pangkalan AURI yang ada berusaha mempertahankan pangkalan ini mati-matian. Namun karena persenjataan yang begitu terbatas, perlawanan para prajurit Angkatan Udara ini tidak begitu berarti untuk menghadang serbuan pasukan Belanda.