Hantu Laut: KKO-Marinir Indonesia

Dan, dari balik kabut kekacauan itu, muncul sosok-sosok tegap.

Rp 52.000

Hantu Laut: KKO-Marinir Indonesia

Category

Tahun 1998. Keadaan negeri begitu rusuh. Kekacauan di mana-mana. Gedung-gedung terbakar, penjarahan, pekik kemarahan, massa yang beringas berhadapan dengan polisi dan tentara yang berwajah tegang. Ada beberapa korban tumbang terkena peluru yang entah meluncur dari senapan siapa. Saling tuding semakin memanaskan suasana.

Dan, dari balik kabut kekacauan itu, muncul sosok-sosok tegap. Mengenakan baret ungu, dengan wajah yang terus tersenyum, dan nyaris tanpa senjata, mereka maju menemui massa yang tengah berada pada puncak keberingasannya. Dengan persuasi dan bujukan yang dilakukan sembari terus tersenyum, mereka berhasil menenangkan massa yang beringas. Sementara kehadiran mereka yang nyaris tanpa senjata memunculkan rasa simpati atau bahkan gentar: di tengah kekacauan dan kerusuhan seperti itu hanya para pemberani yang bersedia muncul tanpa senjata. Hasilnya, lemparan molotov, batu, atau benda-benda keras lainnya diganti dengan uluran bunga mawar yang harum. Semua seperti terpukau. Salut untuk Korps Marinir.

Demikianlah, kemunculan Korps Marinir pada puncak kerusuhan tahun 1998 benar-benar menjadi sesuatu yang fenomenal. Tidak berlebihan kiranya jika tahun-tahun tersebut dianggap sebagai tahun yang sangat berarti bagi korps ini. Betapa tidak, setelah sempat agak terlupakan akibat sepinya pemberitaan, korps ini muncul dan berhasil menyita perhatian publik. Lebih dari itu, korps ini berhasil menorehkan kesan positif bagi banyak pihak dan memenuhi harapan banyak orang akan sosok tentara profesional, terlatih dengan baik, memiliki kemampuan tinggi, namun tetap simpatik dan ramah.

Penulis: Petrik Matanasi & F. Huda Kurniawan
15,5 x 23 cm
160 hal
ISBN 978-602-95337-8-1
2011

Weight 300 g